Sabtu, 01 Agustus 2020

Panembahan Lemah Duwur


PANEMBAHAN LEMAH DUWUR

Gb. By. Wawan H.


Panembahan Lemah Duwur naik tahta meneruskan ayahandanya sebagai Raja Islam pertama di Madura. Gusti Panembahan Lemah Duwur didampingi oleh Pangeran Welaran sebagai Patih nya atas permintaan ibundanya, disamping itu juga Empu Bageno juga sebagai patih kedua. Panembahan Lemah Duwur atau yang bernama kecil R. Pratanu, terlahir dari perempuan yang sangat cantik rupawan, gemulai, indah dan mengagumkan, yaitu nyai Ageng Mamah. R. Pratanu memiliki dua saudara kandung yang lainnya yaitu Kyai Prakasa yang dikemudian hari bergelar Pangeran Welaran dan Kyai Pranata yang juga mesyhur dengan sebutan Pangeran Tanjung Pura. Sementara itu R. Pratanu tersebut naik Tahta pada tahun 1450 C dengan sinengkala SIRNO PANDITO KERTANING NAGORO.

Panembahan Lemah Duwur memiliki permaisuri yang berasal dari Madeggan, dan disebut Ratu ibu. Berputra : 
1. Pangeran Sidhing Gili
2. R. Koro
3. Pangeran Ambaliga (Pangeran Blega).
4. Pangeran Mas
5. Ratu Mas di Pasuruan, bersuami Pangeran Banggaran di Sampang.
6. Ratu Ayu Kasindaran
sedangkan putra-i yang terlahir dari ampiyan adalah sebagai berikut :
7. Ki Dipati Pakacangan
8. Pangeran Tumenggung
9. Pangeran Demang
10. Pangeran Pusponegoro
11. Pangeran Padmonegoro
12. Pangeran Ronggo
13. Mas Ayu Ireng
14. Mas Ayu Kuning
15. Mas Ayu Nusantara

Perjalanan Panembahan Lemah Duwur sebagai Raja dikerajaan Islam Madura kerap kali mencontoh perjalanan Sahabat Rosululloh, yakni Sayyidina Umar bin Khottob, masuk ke dusun-dusun seorang diri tanpa adanya pengawal dan pendamping. Beliau mencari orang-orang yang berlaku durhaka, jika beliau menemukan orang-orang berlaku durhaka tersebut, maka ia membunuhnya sendiri. Tanah Madura aman, damai dan makmur dibawah kuasa perintahnya, berikut Mlojo, Balega, Sampang juga dibawah kuasa titahnya.

Suatu waktu Gusti Panembahan Lemah Duwur berkunjung ke saudara tuanya di Kraton Pamellingan, yang bernama Panembahan Ronggo turunan dari Ki Dipati Pramono. Kedatangan Gusti Pamembahan Lemah Duwur di Kraton Pamellingan disambut dengan segala penuh hormat kebesaran kakandanya.

Sehari kemudian, Gusti Panembahan diajak berjalan-jalan oleh sang kakanda ke tambak mengambil ikan. Setibanya di tambak, para priyayi-priyayi Pamellingan disuruh mencebur mengambil ikan oleh Panembahan Ronggo, tanpa basa-basi para Priyayi Pamellingan langsung menceburkan diri ke Tambak tersebut dan menangkap ikan-ikan didalamnya. 

Gb. By. Wawan H.

Sedangkan Gusti Panembahan Lemah Duwur juga menyuruh para priyayinya untuk menangkap ikan-ikan didalam tambak tersebut, namun para priyayi Arisbaja masih menanggalkan pakaian mereka terlebih dahulu sehingga Gusti Panembahan lemah Duwur merasa sangat malu lalu Gusti Panembahan Arisbaja pergi pulang tanpa meminta diri kepada kakaknya. Tatkala hal tersebut diketahui oleh sang kakak, dan Gusti Panembahan Arisbaja tiada berpamit kepadanya, maka disusullah namun gagal mendapati adiknya tersebut.

Sementara itu, Gusti Panembahan Arisbaja terus dan terus berjalan tanpa henti hingga tiba lah beliau di Desa Larangan, Sampang. Melepas lelah sebentar dan bersandar di pohon Waru kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.

Setibanya Gusti Panembahan Ronggo di Desa Larangan, kemudian bertanyalah Gusti Panembahan kepada orang ditempat tersebut, kemudian diterangkan bahwa Gusti Panembahan Arisbaja sudah melanjutkan perjalanan setelah bersandar di pohon waru itu sebentar. Kemudian Gusti Panembahan Ronggo menghunus Keris Pusaka Joko Piturun kemudian ditusukkannya ke Pohon Waru tersebut, kemudian beliau pulang kembali ke Kraton Pamellingan.

Rasa Malu Gusti Panembahan Arisbaja masih terus dirasakannya. Kemudian tiada berapa lama setelah kedatangannya di Arisbaja, Kanjeng Gusti Panembahan sakit bisul. Bisul tersebut sangat besar di punggungnya sebelah kiri, sehingga hal tersebut menjadi penyebab wafatnya beliau pada tahun 1512 C. 

Demikian sekelumit sejarah Gusti Panembahan Lemah Duwur, sang raja Islam di kerajaan Islam Pertama di Madura. Semoga menginspirasi para generasi muda Madura. 

Wallohuaklaam.


2 komentar :

Unknown mengatakan...

Sangat menarik,,,
Adakah nama lain/nama kecilnya dari Ratu Ibu,?
dan bisa disebutkan kah siapa nama nama garwo ampean dari R.Pratanu terimakasih,🙏

Mas Agus L - Madura mengatakan...

Bisa di Cek di Kj. Zainal terkait turunan2 dan nama2 istri beliau. Dsana cukup Lengkap Mas...

Posting Komentar