Tombak
Si-Nenggolo & Si Aluquro
Kiyai Poleng
mangajak Raden Segoro bermain-main di tepi laut. Tidak seberapa lama, maka
datanglah dua ekor ular raksasa itu lalu Kiyai Poleng bilang pada Raden Segoro
agar Supaya dua ekor ular itu dipegang dan dibantingkan ketanah. Raden Segoro
tidak mau menurut permintaan Kiyai Poleng. Sebab takut dimakan oleh ular
raksasa itu, akan tetapi dengan paksaan dari Kijahi Poleng maka kemudian itu
dua ekor ular raksasa dipegang oleh Raden Segoro, lalu dibantingkan ke tanah. Seketika
itu juga dua ekor ular raksasa, berubah menjadi dua bilah tumbak. Lalu dua
bilah tombak oleh Raden Sagoro diberikan kepada Kiyai Poleng yang olehnya
dibawa menghadap ibunya Raden Segoro. Tombak tersebut yang satu diberi nama
Kiyai (Si) Nenggolo dan yang satunya diberi nama Kiyai (Si) Aluquro.
Kiyai Poleng mengatakan,
bahwa Kiyai Aluquro untuk ditaruh dalam rumah dan Kijahi Nenggolo untuk dibawa
apabila pergi berperang. Di ceritakannya oleh Kiyai Poleng kepada Raden Sagoro
dan ibunya tentang asal-usulnya dua bilah Tombak itu.
Sementara pada zaman dahulu, tanah Jawa ini kosong
(tidak ada penduduknya). Maka setelah diketahui oleh Raja Room, lalu disuruhnya
periksa kepada panglima perangnya dan apabila tanahnya makmur supaya ditaruhi
beberapa keluarga dari negeri Room. Setelah diperiksa, maka tanah dari pulau Jawa
itu ternyata amat makmur sehingga dinamai tanah “Emas”. Kemudian dipindahkan ke
tanah Jawa beberapa keluarga dari negeri Room. Maka disebutkan bahwa didalam
tempo yang cepat saja. Semua keluarga itu sakit keras dan menjadi mati.
Disebutkan bahwa pada waktu itu tanah jawa menjadi sarangnya hantu-hantu jang
memakan manusia. Maka Raja Room memerintahkan supaya di empat pojok dari pulau
jawa itu ditaruhi satu senjata pada tiap-tiap pojok yang disebelah barat bagian
selatan ditaruhi (ditanam) sebelah pedang suduk, disebelah barat bagian utara
ditaruhi (ditanam) itu tumbak Kiyai Nenggolo. Disebelah timur bagian utara di
taruh sebilah pedang suduk dan disebelah timur bagian selatan ditaruh tumbak Kiyai
Aluquro itu. Kemudian dari itu lalu dipindahkan pula beberapa keluarga dari
negeri Room. Maka mereka itu tetap hidup dan bercocok tanam di tanah Jawa, Sementara
itu Kiyai Nenggolo dan Kijahi Aluquro telah dititahkan oleh yang Maha Esa
menjadi Pusakanya “ Raden Segoro”.
Diceriterakan bahwa Raden Segoro telah
berumur 7 Tahun dan tempat kediamannya berpindah dari gunung Geger ke Desa
Nepa.
Silakan lanjutkan baca ke : "Pohon Nepa"
Untuk Versi Lengkapnya silakan hubungi Blogger atau R.P.
Abd. Hamid Mustari Cakraadiningrat - Paguyuban Kasultanan Bangkalan.
1 komentar :
sip
Posting Komentar