Tinggal Tunggal Marganing Tauchit, begitulah bunyi Candra sengkala atas wafatnya Gusti Panembahan Lemah Duwur, kemudian naik Tahta Putra Mahkota beliau yang bernama kecil R. Koro dimana kemudian setelah dinobatkan menjadi Raja di Arosbaya bergelar Pangeran Tengah.
Gambar by Wawan H.
Setelah pangeran Tengah naik tahta, Blega dan Sampang tidak berkenan berada dibawah kuasa Arosbaya, walaupun yang berkedudukan di Blega waktu itu adalah saudara dari Pengeran tengah, sama-sama terlahir dari permaisuri, namun Pangeran Arosbaya telah memerangi Blega sebanyak tiga kali, namun Blega tidak dapat dikalahkan. Blega menjadi kuat dikarenakan memiliki patih yang bernama Gusti Macan. Gusti Macan tersebut diatas jika membentak suaranya seperti Guntur, maka akhirnya Arosbaya mengajak damai kepada Blega.
Suatu hari, Pangeran Blega datang ke Arosbaya untuk berziarah ke makam Ramandanya, dikala kedua Pangeran tersebut bertemu dan berbincang-bincang, maka ditanyalah Pangeran Blega oleh Pangeran Arosbaya, yang manakah yang bernama Gusti Macan itu Adinda ?
Pangeran Blega pun menjawab bahwa Gusti Macan tidak ikut serta ke Arosbaya karena sedang sakit.
Ketika hendak pulang ke Blega, Pangeran Arosbaya pun menitipkan sesuatu hadiah kepada Pangeran Blega untuk Gusti Macan, berupa kain sutera kuning. Setibanya di Blega, hadiah tersebut di berikan kepada sang Patih "Gusti Macan", dan Gusti Macan pun merasa girang dan senang hatinya mendapatkan hadiah dari Raja. Dan pada malam harinya kain itupun dijadikan Selimut oleh Gusti Macan, namun setelah terbangun dari tidur keesokan harinya, Gusti Macan merasa badannya kaku semua dan menyebabkan kematiannya, karena sesungguhnya kain tersebut telah dilumuri racun ganas.
Sepeninggal Gusti Macan, Pangeran Blega merasa ciut nyalinya dan merasa kecil hati, kemudian mengusulkan agar daerahnya disatukan dengan Arosbaya seperti dikala ayahandanya terdahulu. Dan setelah digabungkan tersebut, tanah Madura kembali menjadi makmur dan ramai.
Pangeran Tengah memiliki putra yang bernama R. Prasena, beliau terlahir dari seorang permaisuri yang berasal dari Madeggan-Sampang. Masyhur dengan sebutan Ratu Ibu. Tidak berapa lama kemudian Pada Candrasengkala NETRA PAPAT JAKSA PRABU, sebagai penanda akan meninggalnya Pangeran Tengah. Namun sehubungan R. Prasena masih kecil dan dibawa ibunya tinggal di Madeggan Sampang dan hidup disana bersama pamannya yaitu Pangeran Sentamerta sehingga kedudukan Ramandanya diteruskan oleh adiknya yang bernama Pangeran Mas.
Demikianlah sekelumit kisah dari Pangeran Tengah, semoga semua nilai-nilai yang terkadung didalam kisah sejarah Madura ini dapat menginspirasi segenap generasi penerus Madura. Wallohuaklaam.
0 komentar :
Posting Komentar