Kamis, 06 Desember 2018

Pranata Penerus Tahta



PUTRA MAHKOTA
( PUTRA PENERUS TAHTA )




1.     PENENTUAN PUTRA MAHKOTA
Menurut tatanan adat istiadat yang berlaku, urutan Putra Mahkota adalah sebagai berikut;
1.      Putra tertua Raja dengan Permaisuri. ( Pewaris Tahta I )
2.      Adik Kandung Raja dari Permaisuri ( Pewaris Tahta II )
3.      Paman Raja yang terlahir dari Permaisuri (Pewaris Tahta III )
4.      Jika no. 1, 2 dan 3 tidak ada, maka urutan selanjutnya sebagai Putra Mahkota adalah Putra Sulung yang terlahir dari Selir. ( Pewaris Tahta IV )

2.    KETENTUAN-KETENTUAN
1.      Trahing Kusuma Rembesing Madu
Trahing Kusuma Maksudnya adalah Keturunan Bangsawan Terpillih.
Rembesing Madu Maksudnya adalah Terlahir dari Rahim Permaisuri.
2.      Wijining Atapa, Tedhak ing andana Warih
Yaitu berasal dari benih pertapa juga memiliki Linuih (Keunggulan / pilihan dari sekian yang ada).
3.      Wicaksana
Berbudi bawa leksana, ambeg adil para marta. Yakni meluapnya budi luhur raja, mulia mengutamakan adil kepada sesama.
4.      Anjaga Tata-titi tentreming Praja Demi Karta Tuwin Raharja.

3.    PEDOMAN UMUM
1.      Dwiyantara Mahardika
Tidak lepas dari angkatan muda dan mengakhirinya dalam gerak yang luas.
2.      Bahu Laksita
Sanggup menjadi pemimpin yang juang maupun tumbal kejuangan.
3.      Gana Mukti
Berprinsip bahwa kemuliaan ada batas-batasnya.
4.      Citra Lelana
Siap mengembara untuk menghimpun potensi-potensi dari luar istana.
5.      Daya Hastri
Aktif dalam jagad sastra dan intelektual jamannya.

4.    PRASYARAT BER-TAHTA
Ingatlah selalu delapan hal
1.      Ambeging Bumi ( Kuasa Bumi )
Yaitu selalu bersikap Suka membbuat masyarakat Gembira.
2.      Ambeging Banyu ( Kuasa Air )
Mudah Memaafkan kesalahan orang lain.
3.      Ambeging Agni ( Kuasa Api )
Semangat yang tiada putus asa.
4.      Ambeging Angin ( Kuasa Angin )
Selalu Waspada / Teliti.
5.      Ambeging Surya ( Kuasa Matahari )
Meredam keinginan diri sendiri.
6.      Ambeging Rembulan ( Kuasa Bulan )
Bisa membela diri dari ancaman.
7.      Ambeging Lintang ( Kuasa Bintang )
Kuat dalam pendirian dan tidak mudah terpengaruh
8.      Ambeging Mendung ( Kuasa Mega )
Memiliki Cadangan Dana cukup Kuat.
5.    WEJANGAN
1.         Terdapat tiga hal yang perlu dijaga dan dilestarikan, yakni :
a.         Fisik Bangunan Kraton
b.        Peninggalan Pusaka Kraton
c.         Non Fisik Kraton (yang dimaksud disini adalah keterkaitannya dengan Rohani atau Keagamaan).
2.         Suksesi Kraton
a.       Ratu Hayu Semune tanpa wiraga
Lambang Praja Ratu Hayu, raja tanpa mempunyai badan lagi, atau Putra Mahkota yang terlahir bukan lagi dari Permaisuri atau dapat juga dari Selir.
b.      Dagang Layar semune kemiri kopong
Lambang Praja yang mulai pudar kebiasaannya. Semisalkan dikukuhkannya pengganti tidak berdasarkan adat.
c.       Mayang Mekar semune tunjung karoban
Lambang Praja yang hebat namun menjumpai kesulitan dan kesusahan. (Tjakraningrat IV).
d.      Tunjung Putih semune pundak sinumpet
Tidak berarti yang menang adalah yang wenang. Heru Cakra akan muncul.
e.       Kembang Sungsang semune pundak sategal
Lambang Praja Negara Ketangga kecepit karangbaya.
f.        Damarwulan semune asmarakingkin
Lambang Praja dimana yang menjadi Raja adalah Heru Cakra ( Keturunan Ratu Adil ), wujudnya Negara “tata-titi-tentrem, gemah-ripah, loh-jinawi”.
g.       Kembang Lesah semune kajoran girang
Perlambang dimana Rajanya kalah perang, perlambang adanya tiga negara.
h.      Gandrung-gandrung ing lulurung andulu gelung kekendon, keris parang tanpa karya, edolen tukokna uleng-uleng campur bawur.
Perlambang Ngamartalaya tanah waringin rubuh. Aman sentausa negara gemah ripah sehingga keris paranmg tidak berguna lagi.
6.    WAHYU
1.      Wahyu Keraton / Wahyu Kedhaton / Wahyu Cakraningrat
2.      Wahyu Nubuwwah ( Tahta / Mahkota )
3.      Wahyu Kukumah ( Pelindung / Pengayom ).
4.      Wahyu Wilayah ( Kedudukan Penguasa ).
5.      Wahyu Karatuan / Wahyu Pandhansima

7.     SEMBILAN SYARAT BAGI RAJA TERPILIH
1.         Penunjukan sosok berdasarkan permintaan Raja yang akan digantikan ataupun yang mewakilinya.
2.         Penghulu-Dalem (Terkait dengan Kapangkulon, kelompok Abdi-dalem)
3.         Pujangga Dalem (Terkait dengan Serat Pustaka Raja Putra, Kitab dan lain-lain)
4.         Pengageng Putera Sentana-Dalem (Terkait Urusan kekerabatan)
5.         Pengageng Parentah Keraton (Terkait Urusan Kepemerintahan Keraton)
6.         Pengageng Kaputren (Pembesar Urusan Keputrian)
7.         Sesepuh / Komandan Keprajuritan Keraton
8.         Papatih Dalem (keterkaitan dengan amanah maupun wasiat)
9.         Penguasa (keterkaitannya dengan pimpinan di daerah / Montjonegoro).


Demikian semoga menjadi pencerahan.















Source     : Konflik dan Pewarisan Tahta
Posted    : Den Mas Agus Suryoadikusumo

0 komentar :

Posting Komentar