Jumat, 09 September 2016

ASAL USUL DUSUN PALENGGIYEN


Cerita Rakyat.


  PETA KUNO PALENGGIYEN

 Tersebutlah salah seorang wali songo bernama Maulana Ishaq, Maulana Ishaq merupakan anak dari Sayyid Husain Jamaluddin. Yang bergelar Syekh Jumadil Kubro. Maulana Ishaq yakni adik dari Maulana Malik Asmaraqandi, perlu dibedakan antara Syaikh Jumadil Kubro (ayah Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak ini) dengan Maulana Ahmad Jamadil Kubro. Dua orang yang berbeda.
Sama dengan kakaknya, yakni Maulana Malik Ibrahim Asmaraqandi. Maka Maulana Ishaq dilahirkan di Samarkand, Uzbekistan. Dahulu bagian dari wilayah Kerajaan Turki Utsmani. Dalam satu data, ditemukan bahwa Maulana Ishaq ini adalah masih kerabat dan guru dari Laksamana Cheng Ho. Nasab keluarga Maulana Ishaq yang lengkap dan benar adalah: Maulana Ishaq bin Husein Jamaluddin [Syaikh Jumadil Kubro] bin Ahmad Syah Jalaluddin bin ‘Abdullah Khan bin Abdul Malik Azmatkhan bin ‘Alwi ‘Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin ‘Ali Khali Qasam bin ‘Alwi Shohib Baiti Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma’ah bin ‘Alwi Al-Mubtakir bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin ‘Ali Al-‘Uraidhi bin Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

 Di awal abad 14 M. Kerajaan Blambangan diperintah oleh Prabu Menak Sembuyu, salah seorang keturunan Prabu Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Raja dan rakyatnya memeluk agama Hindu dan ada sebagian yang Memeluk agama Budha. Kerajaan Blambangan terdapat di daerah Banyuwangi Selatan, dekat dengan daerah Muncar. Pada suatu hari Prabu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula permaisurinya, pasalnya putri mereka satu-satunya sudah jatuh sakit selama beberapa bulan. Telah diusahakan mendatangkan tabib untuk mengobatinya tapi sang putri namun belum sembuh juga. Akhirnya sang prabu mengadakan sayembara bagi siapa saja yang dapat menyembuhkan Putrinya, jika dia seorang laki-laki maka dia akan dijadikan suami putrinya tersebut, namun jika dia seorang perempuan akan dijadikan saudara angkat Dewi Sekardadu (Putrinya). Akhirnya Maulana Ishaq dapat menyembuhkan putri Dewi Sekardadu dan setelah diobati, penyakit Pagebluk juga lenyap dari wilayah Blambangan. 

Sesuai janji Raja maka Syekh Maulana Ishak dikawinkan dengan Dewi Sekardadu. Diberi kedudukan sebagai Adipati untuk menguasai sebagian wilayah Blambangan tepatnya di Banyuwangi bagian Utara, yang sekarang menjadi Kota Banyuwangi. Dari daerah sinilah lahir seorang bayi mungil yang elok, namanya Sayyid ’Ainul Yaqin yang kelak setelah dewasa bergelar Sunan Giri. Oleh masyarakat Banyuwangi, daerah kelahiran Sunan Giri, dijadikan nama desa dan kecamatan, yaitu Kecamatan Giri.


Pada saat itu Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bulan. Terjadi fitnah disana dan Syekh Maulana Ishak sadar, jika hal itu diteruskan akan terjadi pertumpahan darah yang seharusnya tidak perlu, Kasihan rakyat jelata yang harus menanggung akibatnya. Maka dia segera berpamitan kepada isterinya untuk pergi meninggalkan Blambangan. Maulana Ishaq pergi menuju Gresik untuk bertemu dengan kakaknya, yaitu Maulana Malik Ibrahim, didalam perjalanan tersebut Beliau berhenti di sebuah tempat dan duduk di atas batu beserta sholat di tempat itu, karena karomah yang dimiliki oleh beliau, tempaklah bekas sujud dan telapak tangan serta bekas kaki beliau di atas batu. Dan beliau yakin bahwa kelak daerah tersebut akan menjadi Pusat pemerintahan ( Kraton). Dan Tempat petilasan (“Palenggiyen”) tersebut akhirnya menjadi sebuah Dusun yang bernama Dusun Palenggiyen. Selain itu juga dusun tersebut juga sebagai “Palengginah” R. Djoerit sebagai Raja di Madura barat,. Sehingga kekokohan nama “Palenggiyen“ semakin tak tergoyahkan lagi.
Demikianlah sekelumit Cerita Rakyat cikal bakal Dusun Pelinggian Desa Kramat Bangkalan Madura. Semoga menginspirasi. 




Source : RP. Soepiatun PR.
Posted by : Den Mas Agus

0 komentar :

Posting Komentar